Seberapa Banyak Keuntungan Penjualan yang Diperbolehkan…?

31 12 2012

Tanya:

Assalamu’alaikum wrwb. Bagaiman hukum Islam ttg pengambilan keuntungan dalam berdagang? Berapa persen keuntungan yg boleh kita dapatkan dalam penjualan barang? Adakah batasan maksimalnya? Terimakasih sebelumnya, wass.wrwb…

Jawab:

Tidak ada batasan tertentu dalam pengambilan keuntungan karena ayat-ayat dan hadits-hadits tentang jual beli tidak menjelaskan tentang batasan tertentu dalam hal tersebut. Tapi perlu kami ingatkan bahwa dalam pengambilan keuntungan harus diperhatikan beberapa hal,
Pertama, Allah mencintai seorang muslim yang pemurah. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى
“Allah merahmati seorang lelaki yang pemurah ketika membeli, ketika menjual, dan ketika melunasi.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dari hadits Jâbir radhiyallâhu ‘anhumâ]
Kedua, tidak diperbolehkan melebihkan keuntungan yang bisa membahayakan orang lain. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
“Tidak ada bahaya dan tidak ada pembahayaan.” [Riwayat beberapa orang shahabat. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Irwâ`ul Ghalîl no. 896]
Ketiga, tidak ada unsur penipuan dalam pengambilan keuntungan. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Dan siapa yang menipu kami, maka dia tidak tergolong dari kami (umat Islam).” [Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Bila seorang telah membeli barang dari seorang penjual, kemudian tampak bahwa barang tersebut di kalangan kebanyakan penjual tidak wajar, sang pembeli memiliki hak untuk mengembalikannya. Hal ini adalah hak khiyar yang dijelaskan dalam banyak dalil.
Kesimpulan jawaban di atas kami bahasakan dari fatwa Al-Lajnah Ad-Dâ`imah 13-91-92.

(Dijawab oleh Al Ust. Dzulqarnain)





Perihal Suap – Menyuap

20 12 2010

Assalamu’alaikum ustadz. Adakah dalil yang mengharamkan suap…?

…..

Jawab:

Asy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ibnu Bazz –rahimahullah- pernah ditanya,” Apa hokum syar’I terhadap risywah atau suap…?” Kemudian beliau menjelaskan:

“ Risywah atau suap itu HARAM hukumnya berdasarkan nash alquran, sunnah yang shahih serta ijma’ ulama’. Suap adalah sesuatu yang diberikan kepada seorang hakim atau yang selainnya untuk memalingkan dari hal yang benar dan memberikan putusan yang berpihak kepada pemberinya sesuai keinginan nafsunya.

Dalam hal ini terdapat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Allah ta’ala melaknat orang – orang yang menyuap dan orang yang menerima suap…!” [HR. Abu Dawud no. 3580; At Tirmidzi no. 1337; Ibnu Majah no. 2313]

Dan tidak diragukan lagi bahwa dia berdosa dan berhak mendapatkan celaan serta siksaan karena telah membantu dalam melakukan perbuatan dosa dan melampaui batas.

“…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [QS. Al Maidah: 02]

Disarikan dari Kitabud Da’wah, I/156 yang diterjemahkan oleh saudara kami Al Ustadz Mukhlish Abu Dzar dari Al Furqon





Sepucuk Surat Al Imam Hasan Al Bashri untuk Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz…

5 05 2010

لأصفنّ لك الدنيا : ساعة بين ساعتين؛ ساعة ماضية وساعة آتية، وساعة أنت فيها. فأما الماضية والباقية فليس تجد لراحتهما الذَّة؛ ولا لبلائها ألمًَا. وإنما الدنيا ساعة أنت فيها فخدعتك تلك الساعة عن الجنة وصيرتك إلى النار، وإنما اليوم إن عقلت ضيف نزل بك وهو مرتحل عنك، فإن أحسنت نزله وقراه شهد لك وأثنى عليك بذلك وصدق فيك، وإن أسأت ضيافته ولم تحسن قراه جال في عينك. وهما يومان بمنزلة الأخوين نزل بك أحدهما فأسأت إليه ولم تحسن قراه فيما بينك وبينه، فجاءك الآخر بعده فقال : إني قد جئتك بعد أخي فإن إحسانك إليَّ يمحو إساءتك إليه، ويغفر لك ما صنعت فدونك إذ نزلت بك وجئتك بعد أخي المرتحل عنك فلقد ظفرت بخلف منه إن عقلت، فداركْ ما قد أضعت. وإن ألحقت الآخر بالألى فما أخلقك أن تهلك بشهادتهما عليك. إن الذي بقي من العمر لا ثمن له ولا عدل، فلو جمعت الدنيا كلها ما عدلت يومًا بقي من عمر صاحبه، فلا تبع اليوم ولا عدله من الدنيا بغير ثمنه، ولا يكونن المقبور أعظم تعظيمًا لما في يديك منك وهو لك، فلعمري لو أن مدفونًا في قبره قيل له : هذه الدنيا أولها إلى آخرها تجعلها لولدك أم يوم تترك فيه تعمل لنفسك لاختار ذلك، وما كان ليجمع مع اليوم شيئًا إلا اختار اليوم عليه رغبة فيه وتعظيمًا له، بل لو اقتصر على ساعة خُيِّرَهَا وما بين أضعاف ذلك يكون لغيره، بل لو اقتصر على كلمة يقولها تكتب له وبين ما وصفت لك وأضعافه لاختار كلمة الواحدة عليه، فانتقد اليوم لنفسك، وأبصر الساعة، وأعظم الكلمة، واحذر الحسرة عند نزول السكرة، ولا تأمن أن تكون لهذا الكلام حجة نفعنا الله وإياك بالموعظة، ورزقنا وإياك خير العواقب. والسلام عليك ورحمة الله وبركته.

—–+++—–

Aku akan menggambarkan kepadamu bahwa dunia ini adalah satu masa di antara dua masa yang lain. Satu masa telah lampau, satu masa akan datang, dan satu masa lagi saat dimana engkau hidup sekarang.

Adapun masa lampau dan yang akan datang, tidaklah memiliki kenikmatan dan juga tidak ada rasa sakit yang bisa dirasakan sekarang. Read the rest of this entry »