“Ih…si Fitrah kok celana-nya cekak ya??? Jadi aneh deh ngeliatnya…” celetuk seorang teman.
“Hmm… (sambil tersenyum) gapapa, yang penting nyunnah. Lagian dengan make’ sepatu NIKE AIRMAX360, jadi ga aneh lagi kan? Jawab Fitrah dengan enteng.
“Yee…tetap aja aneh!” jawab si teman sambil berlalu.
(cekak = di atas mata kaki, nyunnah = mengikuti sunnah/tuntunan -pen)
Teman – teman yang baik, apakah di antara kita ada yang pernah menyangka bahwa CELANA yang kita kenakan sehari – hari ternyata berada di sebuah persimpangan jalan. Tahu jalan apa??? Ya…celana kita berada di antara pintu surga dan jurang neraka. Lho kok…???
Teman – teman yang baik, jika kita sedang mencintai seseorang maka kita pasti akan berusaha memahami apa yang diinginkan oleh orang yang kita cintai tersebut. Kemudian setelah memahami apa yang dia minta atau yang dia inginkan, pasti kita tidak bisa untuk mengatakan “tidak” atas permintaannya tersebut…
Dari atas langit ke tujuh, Allah sang Pencipta telah menurunkan sosok rupawan yang akan membawa kemuliaan. Ya, beliau adalah Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam…Seseorang yang mengabarkan cinta dan ampunan dari Ar Rahman bagi siapa saja dari kalangan jin dan manusia yang memperhatikan dan mengamalkan apa yang beliau bawa. Begitu pula sebaliknya, beliau mengabarkan murka dan siksa bagi siapa yang acuh dan menolak apa yang beliau bawa.
Sadarlah wahai teman…begitu sempurna apa yang beliau bawa, hingga dalam masalah CELANA saja beliau-pun turut memperhatikannya…! Ya…Nabi kita yang mulia telah menuturkan pada umatnya bahwa sebagai insan yang tawadhu’ hendaknya kita berlapang dada penuh ketundukan untuk memendekkan pakaian/celana/sarung kita di atas mata kaki atau tidak melakukan isbal. (isbal=menurunkan celana di atas mata kaki -pen). Sahabat yang mulia, Hudzaifah Ibnu al Yaman menuturkan…
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang otot betisku lalu bersabda, “Ini merupakan batas bawah kain sarung. Jika engkau enggan maka boleh lebih bawah lagi. Jika engkau masih enggan juga, maka tidak ada hak bagi sarung pada mata kaki” (HR. at Tirmidzi 178, dinyatakan SHAHIH oleh Al-Albani dlm buku Ash-Shahihah 1765)
Kemudian secara tegas panutan kita yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menuturkan,
“Keadaan pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya” (HR. Abu Dawud 4093, dinyatakan SHAHIH oleh Al-Albani dlm buku Al-Misykah 4331)
Jika ini yang diminta oleh beliau, apakah lantas kita berkata “tidak”???
—+++—+++—
SEBUAH KERAGUAN
Sebagian di antara kita mungkin masih merasa ragu dan takut untuk memendekkan pakaian / celananya di atas mata kaki. Hal ini bukan tanpa sebab. Mereka memang memiliki alasan untuk tidak mau memotong celana mereka. Di antara mereka ada yang beralasan…
1. Terlihat aneh.
2. Terlihat culun.
3. Tidak punya uang untuk memotong.
4. Isbal itu dilarang saat shalat saja.
5. Asal kita tidak sombong, maka boleh Isbal.
6. dll
Alah – alah! Ini mah bukan alasan yang patut dimaklumi tetapi ini adalah alasan yang meng”ADA – ADA”, di”ADA-ADA”kan dan ADA – ADA SAJA…!!!
Teman teman yang baik, jika kita mau jujur dan lapang dada tentulah berbagai alasan di atas tidak berpengaruh bagi seorang yang merasa cinta pada Nabi-nya.
1. Jika kita merasa aneh ketika berpakaian atau bercelana di atas mata kaki, justru kita harus bangga. Karena kata nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati seorang yang menjalankan perintah beliau pasti akan tampak aneh dengan masyarakat sekitarnya. Karena kebanyakan masyarakat sekarang jauh dari tuntunan beliau. Di samping itu, bagi orang – orang yang ter-ANEH-kan karena mengikuti sunnah, ternyata beliau nyatakan mereka sebagai orang – orang yang beruntung…Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menghaturkan…
Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing/aneh dan akan kembali asing/aneh sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing/aneh. (HR. Muslim, II/175-176)
Nah, jika sudah dinyatakan beruntung oleh beliau, apalagi yang didapatkan melainkan jannah-Nya??? (asalkan tidak riya’)
2. Jika kita merasa culun ketika berpakaian atau bercelana di atas mata kaki, maka sadarlah…! Secara tidak langsung kita telah menuduh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat-nya dengan sifat ini. Na’udzubillah min dzalik…
Janganlah merasa culun teman…! Jika kalian takut dikatakan culun karena memakai celana di atas mata kaki, nabung saja untuk membeli sepatu NIKE AIRMAX360 seperti punya Fitrah pada kisah di atas. Dijamin 100%!!! Teman – teman kita pasti akan melihat sepatunya…karena sejatinya mereka juga pengin punya! Dan satu hal lagi…jika seseorang menganggap kita culun karena mengikuti sunnah Nabi, maka ketahuilah bahwa dia adalah seculun – culun orang yang semoga Allah berikan hidayah kepada-Nya.
3. Jika tidak punya uang untuk memotong, gampang…NABUNG DONK…!
4. Jika kita masih berpemahaman bahwa Isbal itu dilarang saat shalat saja, maka itu tidak benar. Walaupun ada hadits tentang ini,
Sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang yang melakukan Isbal.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih. Imam Nawawi mengatakan di dalam Riyadlush Shalihin dengan tahqiq Al Arnauth hal: 358 )
Namun,ada hadits lain…
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata, : “Saya lewat di hadapan Rasulullah sedangkan sarungku terurai, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegurku seraya berkata, “Wahai Abdullah, tinggikan sarungmu!” Aku pun meninggikannya. Beliau bersabda lagi, “Tinggikan lagi!” Aku pun meninggikannya lagi, maka semenjak itu aku senantiasa menjaga sarungku pada batas itu. Ada beberapa orang bertanya, “Seberapa tingginya?” “Sampai setengah betis.” (Hadits Riwayat Muslim 2086. Ahmad 2/33)
Ibnu Umar diminta Nabi untuk meninggikan sarungnya ketika beliau tidak dalam keadaan shalat, berarti dalil ini menjadikan larangan isbal berlaku pada setiap saat kehidupan kita.
5. Jika kita masih berpemahaman “asal kita tidak sombong, maka boleh Isbal”, maka sungguh ini adalah pemahaman yang sangat fatal. Bagaimana tidak,…al Muhaddits Al Albany telah menjawabnya,
“Dan termasuk perkara yang aneh, ada sebagian orang yang mempunyai pengetahuan tentang Islam, mereka berdalil bolehnya memanjangkan pakaian atas dasar perkatan Abu Bakar ini. Maka aku katakan bahwa hadits di atas sangat gamblang bahwa Abu Bakar sebelumnya tidak memanjangkan pakaiannya, sarungnya selalu melorot tanpa kehendak dirinya dengan tetap berusaha untuk selalu menjaganya. Maka apakah boleh berdalil dengan perkataan ini sementara perbedaannya sangat jelas bagaikan matahari di siang bolong dengan apa yang terjadi pada diri Abu Bakar dan orang yang selalu memanjangkan pakaiannya? Kita memohon kepada Allah keselamatan dari hawa nafsu. (As-Shohihah 6/401). Kemudian Syaikh berkata di tempat yang lain : “Dalam hadits riwayat Muslim, Ibnu Umar pernah lewat di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan sarungnya melorot, Rasulullah menegur Ibnu Umar dan berkata, “Wahai Abdulloh, naikkan sarungmu!”. Apabila Ibnu Umar saja yang termasuk sahabat yang mulia dan utama, Nabi tidak tinggal diam terhadap sarungnya yang melorot bahkan memerintahkannya untuk mengangkat sarung tersebut, bukankah ini menunjukkan bahwa isbal itu tidak berkaitan dengan sombong atau tidak sombong?! (Mukhtashar Syamail Muhammadiyyah hal. 11)
Terus jangan sampe’ seperti sekarang ini yang katanya modern, patokan berpakaian terbalik, yang laki-laki memanjangkan pakaianya menyerupai wanita dan tidak terlihat darinya kecuali wajah dan telapak tangan!, Yang wanita malah latah membuka pakaianya hingga terlihat dua betisnya bahkan lebih dari itu. Yang lebih tragis lagi terlontar cemoohan dan ejekan kepada laki-laki yang memendekkan pakaiannya karena mencontoh Nabi dan para sahabat. Manusia zaman sekarang meman aneh, mereka mencela dan mengejek para wanita yang memanjangkan jilbabnya karena taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulnya, akhirnya kepada Alloh kita mengadu” [Al-Isbal Lighoiril Khuyala hal. 18]
Nah jelas kan perkataan al muhaddits Al Albany tadi? Jika memang jelas, maka bersegeralah kita dalam mengerjakan kebaikan wahai saudara – saudaraku…! Bukalah pintu surgamu dengan celanamu…dan tutup-lah jurang neraka-mu dengan celanamu…wahai akhiy
Assalamu’alaikum.
hoho…
artikel yang bagus…
ehm…,mau kasi saran neee maz….
tulisan yg spesifik kperempuan ato laki2 di kasi tau dulu…
klo org yg awam kan gtw.
contohnya ya…
kya tulisan ttg sholat berjamaah, tu kan bwt laki2 sgt di anjurkan.
lha klo bwt perempuan?
spt halnya tulisan maz yg ne…,
klo org awam kan gtw sunnah ne bwt perempuan ato laki2.
di jaman skr,semua orang (laki2&perempuan) pake celana juga maz…
dan lagi yang liat blognya maz kan g cm tmn2nya maz aja…
mgkn juga org yg g maz kenal ya kan?!
hmmm,cuma saran qo maz.
klo mang sarannya g mengena jg gpp qo…
makasie…
Wassalam.
assalaamu’alaykum
nah, ini niy,,,
kemaren saya juga baru baca dari muslim.or.id
smoga manfaat,
Assalamu’alaykum…
Terkadang meski Qt sudah mengetahui ttg suatu sunnah yg hendaknya disegerakan untuk diterapkan di keseharian tp, masih saja ada alasan2 yg datang menghalangi….
tapi, cayooo…tetep semangat menghidupi sunnah
seperti buku yang pernah dipinjamkan oleh Didit pada saya…
“Isbal No, Lihyah Yes”
Mulai saat itu saya selalu melipat ujung celana panjang saya hingga di atas mata kaki….
Tapi kesempurnaan InsyaAllah akan saya terapkan setelah pulang ke Surabaya nanti, semua ujung celana panjang saya akan dipotong hingga di atas mata kaki…
Ya, sebetulnya mudah sih… cuma memotong ujung celana aja :D
Ehm!!!
Bukannya sepatu Didit Nike Rear ya?!
Wah, ndak bagus ini… :mrgreen:
kalo tidak punya uang mungkin bukan sebuah alasan akh…
celana saya dulu yg masih isbal, saya potong sendiri, trus saya jahit sendiri…
yah, emang ga sesempurna penjahit profesional sih… cukup lumayahyan… :D
assalaamu’alaykum
akhy, saya ijin copas ke milis saya…
pake url sumbernya, insya Allah, teteup..
jazakallaahu khairan
Wa’alaikumsalam warahmatullah…
Dipersilahkan mbak awis…
ALhamdulillah .. penjelasan yang sangat mudah dipahami .. :)
semoga bermanfa’at akhi .. :)
Subhanallah
aku semakin menyukai postinganmu sahabat
Tetap di jalan dakwah :)
Ini nih. pemahaman di masyarakat kita kalo udah dikatakan “sunnah” maka diartikan tidak mengerjakan kan tidak berdosa. Trus kalo yang “makruh” diartikan jika melakukan kan gak apa2. Jadi..dengan dalih itu masyarakat berlomba-lomba meninggalkan yang sunnah.
Njahitin celana yg dipotong dikit murah koq. paling2 cuma 3000 doang :mrgreen: bahkan disini dulu pernah ada yang “gratis”.
thx infonya…..
salam kenal aja deh from SKI SMAN 1 SURABAYA
hendaknya ini tidak usah dijadikan penguat alasan,
pertama, cukup bagi kita seorang yang berusaha untuk menjadi penggenggam bara api untuk berbangga dengan sunnah, karena hakikat menjadi ahlussunnah tidak hanya diukur dari banyaknya ilmu yang kit punya, namun keinginan, semangat dan usaha kita untuk menerapkan semua ilmu tersebut dalam kehidupan kita….
kedua, telah kita ketahui bahwa atribut tersebut adalah atribut yang sering digunakan oleh orang2 kafir, apabila kita berbangga dengannya maka ditakutkan kita akan termasuk didalam golongan dalam hadits yang Di riwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa Rasulullah pernah bersabda: Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum tersebut. (HR.Abu Dawud:4031, Ahmad 2/50,92 dan di shohihkan oleh Syaikh al-Albani). bukankah kita diwajibkan untuk baro’ dan menyelisihi mereka??
wallahu’alam bishowab….
Assalamu’alaykum,
Sederhana dalam sunnah lebih disukai daripada berlebih-lebihan dalam bid’ah :-)
Tetep semangat…
na’am….
penjelasan antum kini semakin gamblang….
saya hanya ingin tabayyun, agar tulisan yang antum buat tidak disalah pahami oleh orang yang membaca…
jangan sampai tulisan diatas menyiratkan bahwa antum bangga memakai produk tersebut…dan hanya sebatas memanfaatkan dikarenakan kelebihan yang ada pada produk tersebut…
jazakallahu khoir…
barokallahufiik
aq mo tanya nih..
aq sering banget baca artikel, misalnya ttg sholat khusyu’, dan ibadah2 lain.
kira2 punya ga ya, artikel tentang syahadat, yang aq rasa sbg dasar kita masuk islam. kenapa banyak orang islam yang jarang menunaikan kewajibannya, apa mungkin dasarnya kurang kuat. nah untuk memahami dan menguatkan dasar nya itu bagaimana ya? apa sih yang terkandung dalam syahadat itu?
trus, bagaimana kita bisa bersaksi dengan baik ya?
misal nih, dalam dunia hukum, seseorang disebut sebagai saksi jika kita tau atau melihat suatu perkara. nah kalo syahadat gimana ya?
mohon pencerehannya..
wassalamu’alaikum
assalaamu’alaykum,,
akh, ini ada yg nanya,,,
saya belum baca siiy…
Re: [fsi_fisipui] tentang ISBAL… ilmu, untuk saya dan kalian…
Assalamu’alaykum Wr.Wb.
sebagai orang yang awam,
mau bertanya kepada yang bisa menjawab…
“Keadaan pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya” (HR. Abu Dawud 4093, dinyatakan SHAHIH oleh Al-Albani dlm buku Al-Misykah 4331)
5. Jika kita masih berpemahaman “asal kita tidak sombong, maka boleh Isbal”, maka sungguh ini adalah pemahaman yang sangat fatal. Bagaimana tidak,…al Muhaddits Al Albany telah menjawabnya,
“Dan termasuk perkara yang aneh, ada sebagian orang yang mempunyai pengetahuan tentang Islam, mereka berdalil bolehnya memanjangkan pakaian atas dasar perkatan Abu Bakar ini. Maka aku katakan bahwa hadits di atas sangat gamblang bahwa Abu Bakar sebelumnya tidak memanjangkan pakaiannya, sarungnya selalu melorot tanpa kehendak dirinya dengan tetap berusaha untuk selalu menjaganya. Maka apakah boleh berdalil dengan perkataan ini sementara perbedaannya sangat jelas bagaikan matahari di siang bolong dengan apa yang terjadi pada diri Abu Bakar dan orang yang selalu memanjangkan pakaiannya? Kita memohon kepada Allah keselamatan dari hawa nafsu. (As-Shohihah 6/401). Kemudian Syaikh berkata di tempat yang lain : “Dalam hadits riwayat Muslim, Ibnu Umar pernah lewat di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan sarungnya melorot, Rasulullah menegur Ibnu Umar dan berkata, “Wahai Abdulloh, naikkan sarungmu!”. Apabila Ibnu Umar saja yang termasuk sahabat yang mulia dan utama, Nabi tidak tinggal diam terhadap sarungnya yang melorot bahkan memerintahkannya untuk mengangkat sarung tersebut, bukankah ini menunjukkan bahwa isbal itu tidak berkaitan dengan sombong atau tidak sombong?! (Mukhtashar Syamail Muhammadiyyah hal. 11)
saya melihat ada kontradiksi antara hadits secara tekstual dan penafsirannya.
mohon maaf atas ketidakpahaman saya.
dan tolong dijelaskan.
begitulah,,
bagaimana ya kira2…
wih awis…jazakillah khairan dah membantu mencari jwbn ats pertanyaan seorang ikhwan FSI itu..
oh ya, tambahan…
dalam siroh sahabat radiyallahu anhum, Umar ibnu Khattab radiyallahu anhu menjelang wafatnya setelah ditikam saat ba’da Subuh itu berkata pada seorang pemuda yang ujung celananya terburai sampai tanah untuk menaikkannya…
Subhanallah, sungguh menyentuh sekali…
Sampai-sampai beliau radiyallahu anhum ingat hal yang sebelumnya kita anggap sepele itu, karena memang isbal bukanlah perkara yang main-main.
*untuk akhi Didit, mohon komentar saya di-edit dengan menambahkan sumber yang jelas*
yg nanya bukan awis akh..awis hny memfwdnya dr seorang ikhwan FSI yg btanya… ikhwan tsb btnya ttg kalimat ini ” Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya ???”
assalamu’alaikum…
af1 klo ana nylonong…
ada korekt di tulisan di atas nih…
” Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya ???”
klo yang ana tahu sepertinya kalimatnya gini deh…
“Allah tak kan melihat (tidak mau menerima amalannya) orang yang menjuraikan pakaiannya/ kainnya kerana sombong, maka ”
ato arabnya gini
“Laa yandlurulloohu man jarro izaarohuu Bathoron…”
wallohu a’alam bish showwab…
saling silaturrahim kan perkuat ukhuwah, salam kenal dari Solo
Wassalamu’alaikum
cuma mau komentar: sepatunya bagus akh :mrgreen:
assalaamu’alaykum
jd nguing2…
tenang, afra, tenang… :D
iya, yg nanya temen saya siy, bukan saya…
bagian ini yg kontradiksi :
Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya”
sama yg ini
bukankah ini menunjukkan bahwa isbal itu tidak berkaitan dengan sombong atau tidak sombong?!
begitu…
buat nambahin akh.. didiet yg makin keren aja, hehehhee
sebenarnya buat jawaban ukht afra dan awis adalah terjawab dengan berdasarkan hadits Rosululloh sholllallohu ‘alaihi wasallam
Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sarung seorang mukmin sebatas pertengahan kedua betisnya. Tidak mengapa ia menurunkan dibawah itu selama tidak menutupi kedua mata kaki. Dan yang berada dibawah mata kaki tempatnya di neraka. (HR Malik dalam Muwaththa’ ,dan Abu Daud dengan sanad yang sahih)
ini hadits buat celana di bawah mata kaki baek sombong dan tidak sombong
adapun apabila memakainya dengan keadaaan sombong, maka terkena hadits berikut :
Rasullullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :
“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat. Tidak dilihat dan dibesihkan (dalam dosa) serta akan mendapatkan azab yang pedih, yaitu seseorang yang melakukan isbal (musbil), pengungkit pemberian, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (Hr Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
so, kesimpulannya apa dunkz?
klo akh.. didiet menggunakan penjelasan Syeikh AL-Bani,
kita juga bisa melihat dari penjelasan Syeikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin :
Mengenai hukum musbil ( orang yang melakukan isbal)
Jika orangtersebut melakukannya dengan sombong maka terkena empat hukuman seperti dalam hadits di atas :
1. Dikenai Adzab Alloh dengan dimasukkan ke neraka
2. Tidak Diajak bicara oleh Alloh
3. Tidak dilihat oleh Alloh
4. Tidak disucikan oleh Alloh
Adapun apabila musbil tanpa sebab sombong pun terkena satu hukuman
Dikenai Adzab Alloh dengan dimasukkan ke neraka
Demikian penjelasan dari Syeikh Utsaimin, so mau sombong kek ato gak intinya tetep aja terancam masuk ke neraka ( setidaknya terkena satu hukuman: Dikenai Adzab Alloh dengan dimasukkan ke neraka )
so, waspadalah!! waspadalah !!! (kayak bang napie aja ane, hehe)
Wallohu a’lam bishowab
klo sombong lebih berat lagee
semoga membantu
afwan blog ane tetep kosong …..
maklum bujangan yang masih kosong juga (kosong = belum menikah ) , heheheheh
cuma saran yaa…..
(Afwan neeh )
akh.. tulisan antum kan ringan2 plus ditambah pake teman2 sehingga mudah
“masuk” dan sesuai dengan bahasa kaumnya : “Indonesia” yang umumnya
belum terbiasa dengan bacaan ilmiah dan beraat kayak ane juga, ahsannya
artikel antum di blog dikirim ke majalah el-fata akh……..
bisa akh….
tulisannya si Akh Andi Abu Naufal pernah ditulis di website el-fata dan klo
lebih lanjut lage bisa tanya beliau ato tanya ukh afra
semoga Alloh menunjuki kita di Jalan kebenaran
amien
Silakan berkunjung ke blog ini :
http://rumaysho.wordpress.com/2008/11/21/kok-celanamu-kebanjiran/
Sedikit kerancuan mengenai isbal (celana di bawah mata kaki) insya ALlah dibahas di sini
point 1 anda bilang, jadi muslim bercelana di atas mata kaki harus “bangga”. saya pikir satu kalimat ini sudah mewakili tingkat kesombongan orang2 yg merasa sangat mencintai Rasul dan Allah. ingatlah selalu cara yg dilakukan setan untuk menyesatkan umat.
1. membuat yang bejat semakin bejat sehingga mereka lupa kebaikan
2. membuat yang baik semakin baik, sehingga mereka sombong dengan kebaikannya dan menganggap orang lain tidak mengikuti yang diperintahkan rasul adalah salah, salah dan najis… bukan begitu?
padahal jelas2 inti dari celana tersebut adalah masalah kesombongan… jaman sekarang, celana jeans itu dipotong di atas mata kaki, dan itu merupakan trend, dan bukan tradisi agama.
saya tahu anda akan bilang saya salah. tapi ya itu.. hati2 dengan harfiah dan maknawiah.
NB: jika mencintai tuhan, jangan biarkan nama Dia rusak.. seperti halnya, jika seseorang mencintai rajanya, jangan khianati dia.. sudah banyak kasus, bahwa yang saking cintanya pada Allah dan rasulNya malah bikin nama Tuhan mereka jelek. sudah banyak kasus sindiran, ketika ada seorang bercelana di atas mata kaki, mereka sering ditanyai “bawa bom apa engga?”
apakah itu cara mencintai Allah? dengan membuat buruk nama ajaran-Nya?
kalau anda melakukan hal seperti itu terhadap seorang raja di negeri anda, mungkin kepala anda sudah lenyap karena membuat namanya buruk.
<stron